Pontianak, – Aksi unjuk rasa menuntut penghapusan tunjangan DPR di depan Gedung DPRD Kalimantan Barat berujung ricuh pada Rabu sore (27/8).
Koordinator Aliansi Kalbar Bergerak, Syarif Falmu, menyayangkan tindakan represif aparat kepolisian terhadap massa aksi. Ia menyebut sejumlah peserta aksi mengalami luka, bahkan ada yang ditangkap.

“Salah satu rekan kami, Presiden Mahasiswa Politeknik Negeri Pontianak, mengalami luka serius di bagian kepala akibat tindakan aparat,” ujarnya pada Rabu malam.
Menurut Syarif, kericuhan dipicu oleh tidak terpenuhinya permintaan massa untuk bertemu langsung dengan Ketua DPRD Kalbar. Informasi dari perwakilan DPRD yang hadir juga dinilai simpang siur.
“Awalnya dikatakan Pak Aloy berada di Jakarta, lalu disebut masih di Pontianak, di bandara, dan kemudian dibilang sudah di pesawat,” ungkapnya.
Syarif menegaskan sejak awal pihaknya bersikap kooperatif, namun DPRD dinilai tidak serius merespons tuntutan massa aksi. “Hal itulah yang akhirnya memicu ketegangan dan kericuhan,” tambahnya.
Saat ini, kata Syarif, fokus aliansi adalah membebaskan peserta aksi yang masih ditahan. Namun ia menegaskan gerakan akan terus berlanjut jika tidak ada hasil konkret dari DPR.
“Ketika tidak ada hasil konkret dari pembahasan hari ini dan tanggapan dari DPR, kami akan terus melakukan aksi lebih lanjut,” pungkasnya.