Gagasankalbar.com – Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, menyerukan perlunya tobat nasional sebagai respons atas berbagai persoalan yang tengah melanda bangsa Indonesia. Seruan tersebut disampaikan dalam konferensi pers Gerakan Nurani Bangsa yang digelar di Jakarta, Rabu (3/9/2025).

Dalam pernyataannya, Kardinal Suharyo menekankan pentingnya keberanian untuk mengakui kelemahan dan kesalahan yang terjadi di berbagai lini pemerintahan. “Marilah kita melakukan tobat nasional, itu kata yang menurut saya sekarang ini paling perlu. Karena kalau kita menyangkal, kita tidak akan ke mana-mana,” ujar Suharyo seperti dikutip dari Kompas.com.
Ia juga menyoroti lemahnya respons terhadap kritik dan gagasan konstruktif yang selama ini disampaikan oleh akademisi, tokoh masyarakat, dan kelompok sipil. Menurutnya, suara publik kerap hanya menjadi wacana tanpa tindak lanjut yang nyata. “Tolong lah itu didengar, dipertimbangkan, dan sungguh-sungguh dipikirkan bersama-sama,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kardinal Suharyo mempertanyakan apakah para pengambil kebijakan benar-benar membuka ruang bagi masukan dari berbagai elemen bangsa. Ia menyebut bahwa undangan kepada pemimpin agama dan ketua partai politik sudah dilakukan, namun belum jelas apakah mahasiswa dan akademisi juga telah dilibatkan dalam proses dialog kebangsaan.
Kardinal Suharyo juga mengingatkan kembali cita-cita kemerdekaan dan visi Indonesia Emas 2045. Ia menegaskan bahwa visi tersebut hanya dapat tercapai jika bangsa Indonesia jujur dalam menilai kondisi saat ini. “Kalau kita tidak tahu dari mana kita berjalan, jalannya itu bisa ke sana ke mari. Jangan-jangan tidak ke sana, tapi ke mari,” ujarnya seperti dilansir Msn.com.
Dalam konferensi pers yang sama, sejumlah tokoh lintas agama dan masyarakat turut menyampaikan keprihatinan atas kondisi sosial-politik Indonesia, termasuk dampak dari gelombang demonstrasi yang terjadi akhir Agustus lalu. Mereka menyerukan agar pemerintah lebih berpihak kepada rakyat dan menghentikan tindakan represif terhadap kebebasan berpendapat.
Seruan tobat nasional dari Kardinal Suharyo menjadi refleksi moral yang kuat di tengah dinamika bangsa, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk kembali pada nilai-nilai kejujuran, solidaritas, dan tanggung jawab bersama.