Gagasankalbar.com – Kader Muhammadiyah dinilai siap menyongsong terbentuknya civil society 5.0 2050. Kesiapan ini ditegaskan oleh Dr. Nurhadianto, Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, dalam kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang berlangsung pada 24–26 Oktober 2025 di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rakornas tersebut dihadiri oleh 35 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah se-Indonesia serta perwakilan organisasi otonom tingkat pusat. Agenda ini menjadi wadah konsolidasi nasional untuk memperkuat strategi kaderisasi dan pengembangan sumber daya insani Muhammadiyah di era modern.

Dalam pernyataannya, Dr. Nurhadianto menegaskan bahwa kesiapan kader Muhammadiyah menghadapi masyarakat madani masa depan merupakan hasil dari pembinaan yang berkesinambungan. Proses tersebut membentuk kader dengan sifat, karakter, dan kepribadian yang berlandaskan nilai-nilai keislaman, keilmuan, dan kemanusiaan.
> “Kader Muhammadiyah memiliki watak yang tangguh, cerdas, dan berintegritas. Nilai-nilai Islam berkemajuan yang ditanamkan sejak dini menjadi bekal utama untuk menyongsong *civil society* 2050,” ujar Dr. Nurhadianto.
Ia juga menyoroti pentingnya kemampuan kader dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan arus informasi global. Menurutnya, kemajuan digital harus diimbangi dengan kekuatan moral dan etika Islam agar kemajuan tidak kehilangan arah kemanusiaan.
“Pemuda Muhammadiyah harus siap menjadi pelaku utama transformasi digital, namun tetap berpegang pada prinsip keadilan, kejujuran, dan nilai-nilai kemaslahatan,” tambahnya.
Rakornas kali ini menghasilkan komitmen bersama untuk memperkuat sistem kaderisasi berbasis digital, memperluas literasi teknologi di kalangan kader muda, serta meneguhkan kembali peran Muhammadiyah dalam membangun masyarakat berperadaban tinggi di masa depan.
Dr. Nurhadianto menutup dengan optimisme bahwa kader Muhammadiyah akan menjadi kekuatan moral dan intelektual dalam mewujudkan masyarakat madani 2050.
“Civil society 5.0 2050 bukan hanya masyarakat maju secara teknologi, tetapi juga masyarakat yang beradab, terbuka, dan berorientasi pada nilai-nilai ketuhanan. Di situlah peran strategis kader Muhammadiyah,” pungkasnya.
 
		
 
		 
		 
				
 
			
 
                 
                 
                




 
		 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

